Mahasiswa dan masyarakat.
Mahasiswa makna
normatifnya adalah siswa yang maha/besar. Tidak di artikan besar secara
fisik, baik anggota tubuh, ataupun materinya. Tetapi arti universalnya, besar
secara kapasitas keilmuan, maupun nalar kritisnya. Artinya, mahasiswa punya
kekhasan sendiri, baik dalam berfikir, berargumen, maupun menggagas sebuah ide.
Selayaknya dengan kekhasan itu, betul-betul di manfaatkan secara komprehensif
maupun holistik sesuai dengan plotnya masing-masing. Kritis, argumentatif dan
radikal menjadi beberapa karakteristik diri mahasiswa yang notabenenya menjadi
agen perubahan (agen of change) ataupun agen masyarakat (agen of social).
Dengan jargon
itulah mahasiswa mempunyai peran yang tidak bisa di maknai scara ringan. Bila
flashback era 1998, tentunya pikiran akan tertuju pada sebuah pencapaian
klimaks yang luar biasa dari perjuangan panjang mahasiswa menundukan kekuasaan
rezim soeharto. Dari cerita itulah, peran dan fungsi mahasiswa bukan lagi
selalu konsen pada akademik semata, tetapi peran Eksternalpun harus di
massifkan baik secara lokal maupun nasional gerakan dengan selalu respect pada
isu masyarakat.
Dan, masyarakat yang
memang menjadi bagian penting dari sebuah bangsa, tentunya memiliki peran yang
signifikan. Masyarakat yang mungkin di artikan secara sempit sebagai komunitas
kecil yang selalu menjadi object kebijakan dari penguasa yang selalu menuntut
akan kebiksanaan dari sebuah kebijakan pastilah punya kekuatan untuk bersuara.
Memperbicangkan masyarakat sama dengan memikirkan kehidupan mereka.
Dan bagaimana
seharusnya peran dan fungsi mahasiswa bagi masyarakat? Mendiskusikan peran dan
fungsi itu, tentunya banyak perspektif yang muncul. Tetapi setidaknya peran dan
fungsi itu di dasarkan pada asas manfaat bagi orang lain, dalam hal ini adalah
masyarakat. Lebih luas, mahasiswa dan masyarakat adalah sebagai check and
balance nya pemerintah dalam membuat atau mengeluarkan setiap kebijakan.
Untuk itu, sinergi
dan kesamaan persepsi dari mahasiswa dan masyarakat perlu di tata kembali, yang
di rasa sudah lama kepercayaan masyarakat terhadap mahasiswa itu terkikis. Dan
pada dasarnya, peran mahasiswa secara real adalah menjadi tangan panjang atau
penyambung lidah suara dari masyarakat. Tentunya dengan model partner itulah,
kedepan antara mahasiswa dan masyarakat perlu mengkonsep sebuah perubahan yang
itu di rasa perlu baik untuk tatanan masyarakat sendiri ataupun mahasiswa di
mata pemerintah.
1.
Gerakan
Mahasiswa dengan bidangnya
Pada awal pergerakannya mahasiswa sudah banyak menjadi pemain dalam
percaturan reformasi di indonesia. Mulai dari Tri Sakti, Malari sampai pada
titik puncaknya tahun 1998. Gerakan Mahasiswa yang cenderung di supiri oleh
orgnasasi-organisasi pergerakan mahasiswa seperti IMM, HMI, KAMMI ataupun PMII
secara ide memiliki gagasan utama dan sama yaitu mengharapkan perubahan yang
lebih baik.
Dari sekian banyak organ gerakan Mahasiswa yang ada di indonesia,
tentunya memiliki visi yang tidak jauh berbeda dari masing-masing gerakan
karena memang itu di latarbelakangi oleh semangat perubahan. Mahasiswa dan
gerakannya lah yang saat ini, punya taring untuk mewujudkan niatan perubahan
itu. Mahasiswa adalah penggerak dari
setiap elemen masyarakat yang ada, mulai dari petani, buruh, guru, hingga
pedagang karena mahasiswalah aktor intelektualnya.
Tidak di pungkiri dalam menyuarakan suara rakyat, mahasiswalah yang
cenderung lebih reaktif dalam menanggapi itu. Untuk itu, menjadi tugas penting
ketika masyarakat dihadapkan pada problema, maka mahasiswalah yang harus tampil
di muka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar