Jumat, 10 Februari 2012

Mahasiswa dan Masyarakat

            Mahasiswa dan masyarakat.
           Mahasiswa makna normatifnya adalah siswa yang maha/besar. Tidak di artikan besar secara fisik, baik anggota tubuh, ataupun materinya. Tetapi arti universalnya, besar secara kapasitas keilmuan, maupun nalar kritisnya. Artinya, mahasiswa punya kekhasan sendiri, baik dalam berfikir, berargumen, maupun menggagas sebuah ide. Selayaknya dengan kekhasan itu, betul-betul di manfaatkan secara komprehensif maupun holistik sesuai dengan plotnya masing-masing. Kritis, argumentatif dan radikal menjadi beberapa karakteristik diri mahasiswa yang notabenenya menjadi agen perubahan (agen of change) ataupun agen masyarakat (agen of social).
            Dengan jargon itulah mahasiswa mempunyai peran yang tidak bisa di maknai scara ringan. Bila flashback era 1998, tentunya pikiran akan tertuju pada sebuah pencapaian klimaks yang luar biasa dari perjuangan panjang mahasiswa menundukan kekuasaan rezim soeharto. Dari cerita itulah, peran dan fungsi mahasiswa bukan lagi selalu konsen pada akademik semata, tetapi peran Eksternalpun harus di massifkan baik secara lokal maupun nasional gerakan dengan selalu respect pada isu masyarakat.
             Dan, masyarakat yang memang menjadi bagian penting dari sebuah bangsa, tentunya memiliki peran yang signifikan. Masyarakat yang mungkin di artikan secara sempit sebagai komunitas kecil yang selalu menjadi object kebijakan dari penguasa yang selalu menuntut akan kebiksanaan dari sebuah kebijakan pastilah punya kekuatan untuk bersuara. Memperbicangkan masyarakat sama dengan memikirkan kehidupan mereka.
              Dan bagaimana seharusnya peran dan fungsi mahasiswa bagi masyarakat? Mendiskusikan peran dan fungsi itu, tentunya banyak perspektif yang muncul. Tetapi setidaknya peran dan fungsi itu di dasarkan pada asas manfaat bagi orang lain, dalam hal ini adalah masyarakat. Lebih luas, mahasiswa dan masyarakat adalah sebagai check and balance nya pemerintah dalam membuat atau mengeluarkan setiap kebijakan.  
              Untuk itu, sinergi dan kesamaan persepsi dari mahasiswa dan masyarakat perlu di tata kembali, yang di rasa sudah lama kepercayaan masyarakat terhadap mahasiswa itu terkikis. Dan pada dasarnya, peran mahasiswa secara real adalah menjadi tangan panjang atau penyambung lidah suara dari masyarakat. Tentunya dengan model partner itulah, kedepan antara mahasiswa dan masyarakat perlu mengkonsep sebuah perubahan yang itu di rasa perlu baik untuk tatanan masyarakat sendiri ataupun mahasiswa di mata pemerintah.
   
1.                        Gerakan Mahasiswa dengan bidangnya
Pada awal pergerakannya mahasiswa sudah banyak menjadi pemain dalam percaturan             reformasi di indonesia. Mulai dari Tri Sakti, Malari sampai pada titik puncaknya tahun 1998. Gerakan Mahasiswa yang cenderung di supiri oleh orgnasasi-organisasi pergerakan mahasiswa seperti IMM, HMI, KAMMI ataupun PMII secara ide memiliki gagasan utama dan sama yaitu mengharapkan perubahan yang lebih baik.
Dari sekian banyak organ gerakan Mahasiswa yang ada di indonesia, tentunya memiliki visi yang tidak jauh berbeda dari masing-masing gerakan karena memang itu di latarbelakangi oleh semangat perubahan. Mahasiswa dan gerakannya lah yang saat ini, punya taring untuk mewujudkan niatan perubahan itu.  Mahasiswa adalah penggerak dari setiap elemen masyarakat yang ada, mulai dari petani, buruh, guru, hingga pedagang karena mahasiswalah aktor intelektualnya.
Tidak di pungkiri dalam menyuarakan suara rakyat, mahasiswalah yang cenderung lebih reaktif dalam menanggapi itu. Untuk itu, menjadi tugas penting ketika masyarakat dihadapkan pada problema, maka mahasiswalah yang harus tampil di muka.  

Tidak ada komentar: