Mengguritanya Jejaring Sosial (Facebook)
Mudiyanto
Pada awalnya komunikasi yang di lakukan
oleh manusia saat itu, hanya menggunakan tanda dan isyarat, dan ini terjadi di
zaman nenek moyang manusia belum berjalan tegak seperti sekarang ini. Di susul
kemudian bahasa lisan yang menjadi pilihan komunikasi saat itu, yang di
buktikan dengan adanya kemampuan berbicara dan berbahasa secara terbata-bata.
Lambat laun, komunikasi dengan tulisan pun mulai terlihat perkembangannya
dengan tidak meninggalkan komunikasi secara lisan. Kemajuan yang luar biasa
bagi transformasi kemunikasi terjadi pada abad 15, dengan penemuan salah satu
model komunikasi yaitu di temukannya
cetakan. Dan terakhir yang menjadi klimaks dari sebuah revolusi komunikasi,
yaitu adanya komunikasi massa dengan di tandai adanya telegrap.
Dari semua perjalanan sejarah itu, salah
satu komunikasi massa yang saat ini, menjadi kiblatnya komunikasi yaitu
Jejaring Sosial atau facebook. Pada mulanya jejaring sosial yang biasa
di kenal dengan facebook, di ciptakan dan di kembangkan oleh Mark Zukenberg
dari Universitas Harvard di Amerika. Mulanya, jejaring sosial ini di kembangkan
hanya untuk komunitas semata dalam lingkungan belajarnya, akan tetapi lambat
waktu jejaring sosial ini kian populer dari apa yang di pikirkannya. Menjadi
primadona tersendiri jejaring sosial di kalangan masyarakat kala itu, yang
notabenenya baru mengenal sistem yang saling menghubungkan antara pengguna yang
satu dengan pengguna yang lain.
Dari Mark dan Amerikalah, facebook mulai di
kenal dan booming di kalangan masyarakat awam, mulai dari daratan eropa
sampai merambah daratan asia dan sekitarnya. Inilah yang mungkin di sebut
sebagai pembaharuan ataupun transformasi teknologi komunikasi jaringan. Pada
kenyataannya transformasi teknologi saat ini, sangatlah tidak bisa di pungkiri
kemunculannya bahkan cenderung banyak di harapkan, bahkan bisa di sebut juga
sebagai suatu kelaziman yang harus ada dan itu menjadi bagian kehidupan
masyarakat.
Dengan sistem jejaring sosial facebook ini
lah, kemudahan dalam komunikasi yang non verbal ini mulai di rasa oleh khalayak
bahkan di terima akan keunggulan tekhnologinya. Tidak kurang 150 juta orang
terregistrasi dalam akun jejaring sosial ini, dan itu menjadi bukti empiris
sistem jejaring sosial ini di rasa sangat membantu kebutuhan manusia dalam hal
komunikasi. Dan dengan semakin majunya tatanan dunia komunikasi, maka Global
Village atau desa global bisa
menjadi keniscayaan. Manusia pun sangat mungkin ketagihan dan bergantung pada brand
komunikasi ini.
Tidak terkecuali pelajar atau mahasiswa
yang saat ini menjadi korban sadar dari berbagai pengaruh jejaring sosial ini.
Tidak pede mungkin, ketika mahasiswa belum punya akun (email dan
sandi) di facebook. Artinya, revolusi komunikasi massa ini sudah menemukan
posisinya dalam hidup dan budaya komunikasi pelajar dan mahasiswa. Dan pastinya sisi positf dan negatifpun, bisa
menjadi bahan diskusi kelas yang ramai. Samar, mungkin tepat memaknai manfaat
dan ketidakmanfaatan dari sistem komunikasi ini, karena memang perspektif
masing-masing mahasiswa tentang hal ini sangatlah berbeda dengan mendasarkan
pada asas kebutuhan ataupun skala prioritas penggunaan akun facebook itu.
Ada yang hanya sekedar sebagai asas
informasi saja, hiburan semata, ataupun hanya untuk say hallo dengan
teman. Tidak jarang, mahasiswa menyempatkan diri di sela-sela waktu sibuknya
perkuliahan hanya untuk mampir sebentar ke warung internet (warnet) sekedar
up date status, mengomentari status teman facebook, mengkonfirm
permintaan pertemanan, mengadd teman sekolah, kirim status atau
mengomentari status pribadi. Semakin ramai yang OL maka, semakain lama nongkrong
di warnet, karena saking asyiknya, membaca/kuliah pun bisa terpinggirkan.
Rutinitas inilah yang kadang menimbulkan pertanyaan, apa yang di dapat dari itu
semua. Enteng saja jawabannya, untuk
hiburan.
Apalagi dengan banyaknya fasilitas hotspot,
ini semakin memperlancar fantasi pelajar/mahasiswa di dunia facebook. Netbook
dan Hp tidak mau ketinggalan dengan ikut mengapresiasi keberadaan facebook
lewat fitur Wi-fi nya atau facebook seluler.
Jejaring sosial ini tidak hanya marak di kalangan mahasiswa saja, tetapi
mulai dari guru, dosen, karyawan, direktur atau pegawai biasa, tidak akan lepas
dari virus jejaring ini. Di yakini atau tidak, mereka yang sengaja membuka
layanan internet, pastinya akan terlebih mengklik icon yang bertuliskan huruf
“f” itu. Kadang rasa frustasi ataupun raut kekecawaanpun menghampiri wajah
pelajar/mahasiswa yang beberapa statusnya sama sekali tidak di coment atau
di like. Makanya tidak sedikit status yang menggambarkan kekecewaan
penggunanya, mulai dari kata kasar, provokatif ataupun yang mengandung SARA
yang memang di tuliskan sebagai bentuk kekecewaan.
Tentunya dengan semakin maraknya facebook,
maka tidak sedikit imbas yang di dapat darinya. Mulai dari penipuan, kejahatan asusila
bahkan pelarian. Karena memang facebook
yang sifatnya universal bisa di akses oleh semua kalangan, kecil - besar,
laki-laki - perempuan, tua ataupun muda, sangat tidak menutup kemungkinan
banyaknya kepentingan penggunanya. Dari itu semua, facebook yang menjadi bagian
dari komunikasi massa yang menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988)
mengatakan fungsi dari sebuah komunikasi massa adalah sebagai (1) to inform (
menginformasikan), 2. To entertain (memberi
hiburan), 3. to persuade (membujuk), dan 4. Transmission of the
culture (transmisi budaya).
Akhirnya penggunaan jejaring sosial yang
sudah menggurita itu pun bisa menjadikan manfaat bagi penggunanya, mulai dari
menemukan relasi/teman, hemat, atau syiar ilmu. Madharat pun bisa di dapat,
mulai dari kehilangan waktu, krisis membaca ataupun sering mengalami frustasi
akibat status itu. Dan pilihan itu ada di kawan mahasiswa semua untuk bisa
menganalisisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar