Minggu, 19 Februari 2012

Mengguritanya Jejaring Sosial


Mengguritanya Jejaring Sosial (Facebook)
Mudiyanto
Pada awalnya komunikasi yang di lakukan oleh manusia saat itu, hanya menggunakan tanda dan isyarat, dan ini terjadi di zaman nenek moyang manusia belum berjalan tegak seperti sekarang ini. Di susul kemudian bahasa lisan yang menjadi pilihan komunikasi saat itu, yang di buktikan dengan adanya kemampuan berbicara dan berbahasa secara terbata-bata. Lambat laun, komunikasi dengan tulisan pun mulai terlihat perkembangannya dengan tidak meninggalkan komunikasi secara lisan. Kemajuan yang luar biasa bagi transformasi kemunikasi terjadi pada abad 15, dengan penemuan salah satu model komunikasi  yaitu di temukannya cetakan. Dan terakhir yang menjadi klimaks dari sebuah revolusi komunikasi, yaitu adanya komunikasi massa dengan di tandai adanya telegrap.
Dari semua perjalanan sejarah itu, salah satu komunikasi massa yang saat ini, menjadi kiblatnya komunikasi yaitu Jejaring Sosial atau facebook. Pada mulanya jejaring sosial yang biasa di kenal dengan facebook, di ciptakan dan di kembangkan oleh Mark Zukenberg dari Universitas Harvard di Amerika. Mulanya, jejaring sosial ini di kembangkan hanya untuk komunitas semata dalam lingkungan belajarnya, akan tetapi lambat waktu jejaring sosial ini kian populer dari apa yang di pikirkannya. Menjadi primadona tersendiri jejaring sosial di kalangan masyarakat kala itu, yang notabenenya baru mengenal sistem yang saling menghubungkan antara pengguna yang satu dengan pengguna yang lain.
Dari Mark dan Amerikalah, facebook mulai di kenal dan booming di kalangan masyarakat awam, mulai dari daratan eropa sampai merambah daratan asia dan sekitarnya. Inilah yang mungkin di sebut sebagai pembaharuan ataupun transformasi teknologi komunikasi jaringan. Pada kenyataannya transformasi teknologi saat ini, sangatlah tidak bisa di pungkiri kemunculannya bahkan cenderung banyak di harapkan, bahkan bisa di sebut juga sebagai suatu kelaziman yang harus ada dan itu menjadi bagian kehidupan masyarakat.
Dengan sistem jejaring sosial facebook ini lah, kemudahan dalam komunikasi yang non verbal ini mulai di rasa oleh khalayak bahkan di terima akan keunggulan tekhnologinya. Tidak kurang 150 juta orang terregistrasi dalam akun jejaring sosial ini, dan itu menjadi bukti empiris sistem jejaring sosial ini di rasa sangat membantu kebutuhan manusia dalam hal komunikasi. Dan dengan semakin majunya tatanan dunia komunikasi, maka Global Village  atau desa global bisa menjadi keniscayaan. Manusia pun sangat mungkin ketagihan dan bergantung pada brand komunikasi ini.
Tidak terkecuali pelajar atau mahasiswa yang saat ini menjadi korban sadar dari berbagai pengaruh jejaring sosial ini. Tidak pede mungkin, ketika mahasiswa belum punya akun (email dan sandi) di facebook. Artinya, revolusi komunikasi massa ini sudah menemukan posisinya dalam hidup dan budaya komunikasi pelajar dan mahasiswa.  Dan pastinya sisi positf dan negatifpun, bisa menjadi bahan diskusi kelas yang ramai. Samar, mungkin tepat memaknai manfaat dan ketidakmanfaatan dari sistem komunikasi ini, karena memang perspektif masing-masing mahasiswa tentang hal ini sangatlah berbeda dengan mendasarkan pada asas kebutuhan ataupun skala prioritas penggunaan akun facebook itu.
Ada yang hanya sekedar sebagai asas informasi saja, hiburan semata, ataupun hanya untuk say hallo dengan teman. Tidak jarang, mahasiswa menyempatkan diri di sela-sela waktu sibuknya perkuliahan hanya untuk mampir sebentar ke warung internet (warnet) sekedar up date status, mengomentari status teman facebook, mengkonfirm permintaan pertemanan, mengadd teman sekolah, kirim status atau mengomentari status pribadi. Semakin ramai yang OL maka, semakain lama nongkrong di warnet, karena saking asyiknya,  membaca/kuliah pun bisa terpinggirkan. Rutinitas inilah yang kadang menimbulkan pertanyaan, apa yang di dapat dari itu semua.  Enteng saja jawabannya, untuk hiburan.
Apalagi dengan banyaknya fasilitas hotspot, ini semakin memperlancar fantasi pelajar/mahasiswa di dunia facebook. Netbook dan Hp tidak mau ketinggalan dengan ikut mengapresiasi keberadaan facebook lewat fitur Wi-fi nya atau facebook seluler.  Jejaring sosial ini tidak hanya marak di kalangan mahasiswa saja, tetapi mulai dari guru, dosen, karyawan, direktur atau pegawai biasa, tidak akan lepas dari virus jejaring ini. Di yakini atau tidak, mereka yang sengaja membuka layanan internet, pastinya akan terlebih mengklik icon yang bertuliskan huruf “f” itu. Kadang rasa frustasi ataupun raut kekecawaanpun menghampiri wajah pelajar/mahasiswa yang beberapa statusnya sama sekali tidak di coment atau di like. Makanya tidak sedikit status yang menggambarkan kekecewaan penggunanya, mulai dari kata kasar, provokatif ataupun yang mengandung SARA yang memang di tuliskan sebagai bentuk kekecewaan.
Tentunya dengan semakin maraknya facebook, maka tidak sedikit imbas yang di dapat darinya. Mulai dari penipuan, kejahatan asusila bahkan pelarian.  Karena memang facebook yang sifatnya universal bisa di akses oleh semua kalangan, kecil - besar, laki-laki - perempuan, tua ataupun muda, sangat tidak menutup kemungkinan banyaknya kepentingan penggunanya. Dari itu semua, facebook yang menjadi bagian dari komunikasi massa yang menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) mengatakan fungsi dari sebuah komunikasi massa adalah sebagai (1) to inform ( menginformasikan), 2.  To entertain (memberi hiburan), 3. to persuade (membujuk), dan 4. Transmission of the culture (transmisi budaya).
Akhirnya penggunaan jejaring sosial yang sudah menggurita itu pun bisa menjadikan manfaat bagi penggunanya, mulai dari menemukan relasi/teman, hemat, atau syiar ilmu. Madharat pun bisa di dapat, mulai dari kehilangan waktu, krisis membaca ataupun sering mengalami frustasi akibat status itu. Dan pilihan itu ada di kawan mahasiswa semua untuk bisa menganalisisnya. 
      



   


Tidak ada komentar: