Rabu, 30 April 2014

DESAIN PEMBELAJARAN

DESAIN PEMBALAJARAN MENURUT AHLI

1.              Desain pembelajaran sebagai disiplin, membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
2.  Desain pembelajaran sebagai ilmu, merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dam mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
3.  Desain pembelajaran sebagai sistem, merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
4.    Desain pembelajaran sebagai proses, merupakan pengembangan pengajaran secara sistematik yang di gunakana secara khusus teori – teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
  
KOMPONEN – KOMPONEN DESAIN PEMBELAJARAN
Beberapa Komponen dalam desain pembelajaran:
1.     Tujuan
2.     Peserta Didik
3.     Bahan atau materi
4.     Strategi
5.     Penilaian
6.     Pendidik atau guru

MODEL – MODEL DESAIN PEMBELAJARAN

Model ini terdiri dari :
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE

Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.

Model beroreintasi sistem yaitu model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model ADDIE.

Berikut penjelasan beberapa model desain pmbelajaran:

1.     Model ASSURE
Merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas 6 langkah kegiatan yaitu :
a.      Analyze Learners
Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar, yaitu : berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal dan gaya belajar
b.     States Objectives
Adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum
c.      Select Methods, Media, and Material (Pemilihan Metode, Media dan Bahan)
Ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai, memilih media yang sesuai , memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
d.     Utilize Media and Material materials (Penggunaan Media dan bahan); Terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sediakan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.

e.      Require Learner Participation
(Partisipasi Pelajar di dalam kelas); Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
f.      Evaluate and Revise (Penilaian dan Revisi)
Penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.

2.     Model ADDIE
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate) muncul pada tahun 1990an yang di kembangkan oleh Reiser dan Mallenda. Salah satu fungsinya yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu :
1.     Analysis (analisa)
2.     Design (disain / perancangan)
3.     Development (pengembangan)
4.     Implementation (implementasi/eksekusi)
5.     Evaluation (evaluasi/ umpan balik)



3.     Model DICK and CARREY
Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Menurut Dick and Carrey, ke 10 langkah tersebut adalah :

a.      Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran
b.     Melaksanakan analisis pembelajaran
c.      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d.     Merumuskan tujuan performansi
e.      Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
f.      Mengembangkan strategi pembelajaran
g.     Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
h.     Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
i.       Merevisi bahan pembelajaran
j.       Mendesain dan melaksanakan eveluasi sumatif

4.     Model KEMP
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar, jika di tunjukan dalam sebuah diagram.
Secara singkat model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar yaitu :
 

a.      Menentukan tujuan dan daftar topik
b.     Menganalisis karakteristik pelajar
c.      Menetapkan tujuan pembelajaran
d.     Menentukan isi materi pembelajaran
e.      Pengembangan pra penilaian atau penilaian awal
f.      Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar mengajar
g.     Menkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang
h.     Mengevaluasi pembelajaran

5.     Model HANAFIN dan PECK
Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
model desain pengajaran ini, terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988).
1.     Fase Analisis Keperluan
Fase ini untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuk tujuan dan objek media pembelajaran yang di buat, pengetahuan dan kemahiran yang di perlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.

2.     Fase desain
Dalam fase ini informasi dari fase analisis di pindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan tujuan pembuatan media pembelajaran. fase desain ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut.
Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story board
3.     Fase pengembangan dan implementasi.
aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran.

REFERENSI

Hamalik, Oemar. 2010. Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
http:// www.tklb.org/documents/konsep-dasardesain_pembelajaran.pdf.

Tidak ada komentar: