DESAIN
PEMBALAJARAN MENURUT AHLI
1. Desain
pembelajaran sebagai disiplin, membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaannya.
2. Desain
pembelajaran sebagai ilmu, merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian serta pengelolaan situasi yang memberikan
fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dam mikro untuk berbagai
mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.
3. Desain
pembelajaran sebagai sistem, merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan
sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu
belajar.
4. Desain
pembelajaran sebagai proses, merupakan pengembangan pengajaran secara
sistematik yang di gunakana secara khusus teori – teori pembelajaran untuk
menjamin kualitas pembelajaran.
KOMPONEN – KOMPONEN DESAIN PEMBELAJARAN
Beberapa
Komponen dalam desain pembelajaran:
1.
Tujuan
2.
Peserta
Didik
3.
Bahan
atau materi
4.
Strategi
5.
Penilaian
6.
Pendidik
atau guru
MODEL – MODEL
DESAIN PEMBELAJARAN
Model ini
terdiri dari :
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran
atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk
menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video
pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model
hannafin and peck.
Model beroreintasi sistem yaitu model desain
pembelajaran
untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti
desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model
ADDIE.
Berikut penjelasan beberapa model desain
pmbelajaran:
1.
Model ASSURE
Merupakan suatu model yang merupakan
sebuah formulasi untuk kegiatan belajar mengajar atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas 6
langkah kegiatan yaitu :
a.
Analyze
Learners
Ada tiga hal penting dapat dilakuan
untuk mengenal pelajar, yaitu : berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal
dan gaya belajar
b.
States
Objectives
Adalah tahapan ketika menentukan
tujuan pembelajaran baik berdasarkan buku atau kurikulum
c.
Select
Methods, Media, and Material (Pemilihan Metode, Media dan Bahan)
Ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai, memilih media yang
sesuai , memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
d.
Utilize
Media and Material materials (Penggunaan Media dan bahan); Terdapat lima
langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan,
sediakan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
e.
Require
Learner Participation
(Partisipasi Pelajar di dalam
kelas); Sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam
aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau
presentasi.
f.
Evaluate
and Revise (Penilaian dan Revisi)
Penilaian yang dimaksud melibatkan
beberapa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan
penggunaan pelajar.
2.
Model ADDIE
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate)
muncul pada tahun 1990an yang di kembangkan oleh Reiser dan Mallenda. Salah
satu fungsinya yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap
pengembangan yaitu :
1.
Analysis
(analisa)
2.
Design
(disain / perancangan)
3.
Development
(pengembangan)
4.
Implementation
(implementasi/eksekusi)
5.
Evaluation
(evaluasi/ umpan balik)
3.
Model DICK and CARREY
Model ini termasuk ke dalam model
prosedural. Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat
jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai
dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Menurut Dick and Carrey, ke 10
langkah tersebut adalah :
a.
Mengidentifikasi
tujuan umum pembelajaran
b.
Melaksanakan
analisis pembelajaran
c.
Mengidentifikasi
tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
d.
Merumuskan
tujuan performansi
e.
Mengembangkan
butir-butir tes acuan patokan
f.
Mengembangkan
strategi pembelajaran
g.
Mengembangkan
dan memilih materi pembelajaran
h.
Mendesain
dan melaksanakan evaluasi formatif
i.
Merevisi
bahan pembelajaran
j.
Mendesain
dan melaksanakan eveluasi sumatif
4.
Model KEMP
Model Kemp termasuk ke dalam contoh
model melingkar, jika di tunjukan dalam sebuah diagram.
Secara singkat model ini terdapat
beberapa langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar yaitu :
a.
Menentukan
tujuan dan daftar topik
b.
Menganalisis
karakteristik pelajar
c.
Menetapkan
tujuan pembelajaran
d.
Menentukan
isi materi pembelajaran
e.
Pengembangan
pra penilaian atau penilaian awal
f.
Memilih
aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar mengajar
g.
Menkoordinasi
dukungan pelayanan atau sarana penunjang
h.
Mengevaluasi
pembelajaran
5.
Model HANAFIN dan PECK
Model ini adalah model desain
pembelajaran berorientasi produk.
model desain pengajaran ini, terdiri
daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase
pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988).
1.
Fase
Analisis Keperluan
Fase ini untuk mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran termasuk
tujuan dan objek media pembelajaran yang di buat, pengetahuan dan kemahiran
yang di perlukan oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media
pembelajaran.
2.
Fase
desain
Dalam fase ini informasi dari fase
analisis di pindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan tujuan pembuatan media
pembelajaran. fase desain ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media
tersebut.
Salah satu dokumen yang dihasilkan
dalam fase ini ialah dokumen story board
3.
Fase
pengembangan dan implementasi.
aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran.
aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran.
REFERENSI
Hamalik, Oemar. 2010. Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
http:// www.tklb.org/documents/konsep-dasardesain_pembelajaran.pdf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar